Anda sudah yakin dengan pasangan Anda sekarang dan sedang merencanakan pernikahan? Selamat! Menurut perencana keuangan, Mike Rini Sutikno, berarti ini saat tepat untuk terbuka soal keuangan. Mengapa hal ini harus dibicarakan sejak dini, bahkan sebelum terikat dalam pernikahan?

Bersikap terbuka mengenai pendapatan dan pengaturan keuangan dapat menghindari permasalahan dalam rumah tangga kelak. Kejujuran Anda dan pasangan diperlukan dalam membuat alokasi anggaran rumah tangga, termasuk membuat program jangka pendek dan panjang. Misalnya, rencana untuk memiliki momongan, mendukung pendidikan suami atau istri, hingga membantu keluarga yang membutuhkan.

Masalah uang tidak jarang memicu konflik dalam hubungan. Pasangan merasa nyaman membicarakan sebagian besar hal seperti tentang anak, jenis kelamin, tujuan, impian, atau bahkan mertuanya, namun banyak pasangan mengatakan bahwa mereka tidak nyaman mendiskusikan masalah keuangan dengan calon suami atau istri mereka.

Tapi Anda tidak perlu cemas, masalah-masalah tersebut dapat dicegah dengan sedikit keberanian untuk saling terbuka di awal. Pasangan yang memiliki strategi pengelolaan keuangan yang sehat, seperti pencatatan atau penetapan sasaran, cenderung lebih jarang bertengkar. Berikut ini beberapa tahap yang dapat Anda ikuti untuk memulai pembicaraan mengenai keuangan dengan calon pasangan hidup Anda.

Mencari tahu dan memahami

Jangan tergesa-gesa, buat kencan dengan pasangan Anda, jauh sebelum tanggal pernikahan, lalu diskusikan semua masalah keuangan di kehidupan Anda saat ini dan bagaimana menyikapinya kelak saat Anda hidup bersama. Peka, pahami, jujurlah pada diri sendiri dan pasangan Anda.

Anda dapat memulai pembicaraan dengan pertanyaan-pertanyaan mendasar seperti…

Berapa banyak uang yang Anda miliki?

Berapa banyak utang yang Anda miliki?

Berapa banyak uang yang Anda hasilkan?

Dan dilanjutkan dengan pertanyaan-pertanyaan rumit seperti…

Bagaimana kebiasaan belanja Anda?

Sebagian besar pasangan memiliki kebiasaan dan gaya hidup yang berbeda. Dalam hal pengeluaran, manusia memiliki pola perkawinan asertif negatif, atau cenderung menikahi seseorang yang memiliki karakteristik yang berbeda. Ini berarti bahwa pemboros kronis sering menemukan pasangan yang seorang pelit. Sebelum mengikat janji pernikahan, Anda dapat menilai bagaimana pasangan Anda menggunakan penghasilannya dan menilai apakah ini menjadi masalah dalam hubungan Anda.

Apa harapan Anda di tahun pertama pernikahan?

Apakah Anda ingin liburan mewah untuk merayakan ulang tahun pernikahan pertama Anda? Apakah Anda ingin bekerja 70 jam seminggu untuk dapat menyumbang dan beramal sebanyak-banyaknya? Haruskah kita melunasi pinjaman Anda bersama, atau apakah itu tanggung jawab Anda masing-masing?

Bagikan dengan pasangan Anda lebih awal tentang apa yang Anda harapkan secara finansial dari mereka dan apa yang harus mereka harapkan secara finansial dari Anda.

Secara finansial, apa yang ingin Anda capai dalam lima tahun ke depan? Bagaimana dengan sepuluh tahun lagi?

Topik ini sedikit lebih mudah disentuh, karena kebanyakan orang mendiskusikan harapan dan impian mereka dengan pasangannya, meski biasanya tidak dibahas dalam jumlah yang realistis. Dorong pasangan Anda untuk berbicara tentang karier dan masa depan mereka dalam jumlah yang realistis itu, dan bagaimana mereka akan mencapai tujuan keuangan mereka.

Apakah Anda akan menyokong seseorang secara finansial selain pasangan Anda?

Jika iya, ada baiknya katakan kepadanya sebelum Anda menikah. Mengomunikasikan tujuan Anda dan membuat persetujuan mengenai hal ini akan menjadikannya sebuah keputusan yang dibuat bersama dan melibatkan kedua pihak. Walaupun rasanya canggung, namun lebih mudah daripada menyelesaikan pertikaian yang terjadi kelak karena pasangan Anda merasa keberatan dengan keputusan sepihak Anda.