Di seluruh dunia, sekitar 537 juta orang dewasa berusia 20-79 tahun juga menderita diabetes. Jumlah ini diperkirakan akan mencapai 783 juta pada tahun 2045. Lebih dari 1,2 juta penderita diabetes tipe 1 berusia 20 tahun ke bawah, sementara hampir separuh orang dewasa yang menderita diabetes tidak mengetahuinya.

Orang dewasa yang menderita diabetes 2 hingga 3 kali lebih mungkin mengalami serangan jantung atau stroke. Diabetes juga merupakan penyebab utama kebutaan dan gagal ginjal. Penelitian juga menunjukkan bahwa penderita diabetes lebih rentan terhadap beberapa penyakit menular, termasuk Covid-19.

Apa itu diabetes?

Diabetes melitus (DM) adalah penyakit kronis yang disebabkan oleh masalah metabolisme gula darah. Ketika dicerna, karbohidrat berubah menjadi dekstrosa, lalu menjadi glukosa yang akan diserap dalam sistem peredaran darah oleh usus kecil. Pankreas kemudian mengeluarkan insulin yang membantu sel-sel menyerap glukosa ini untuk digunakan sebagai energi oleh tubuh.

Kadar glukosa dalam darah meningkat ketika pankreas tidak mengeluarkan insulin yang cukup, atau ketika tubuh tidak dapat memanfaatkan insulin yang dihasilkan (resistensi insulin). Hal ini menyebabkan kadar gula yang tidak normal dalam darah, sementara tubuh kekurangan energi.

Empat Jenis Diabetes yang Umum

1.    Diabetes Tipe 1 (T1DM)

Tipe 1 disebabkan oleh kurangnya insulin, di mana tubuh menyerang sel-sel pankreas, sehingga menghambat produksi insulin.

Gejala

Penurunan berat secara tiba-tiba dan tidak terduga, mual dan/atau muntah, kelelahan yang parah, dahaga tinggi, dan sering buang air kecil.

Penyebab

Riwayat keluarga dengan orang tua atau saudara kandung yang didiagnosis menderita diabetes. Diabetes tipe 1 biasanya diderita oleh anak-anak dan anak muda.

2.    Diabetes Tipe 2 (T2DM)

Jenis diabetes yang paling umum. T2DM disebabkan oleh penggunaan insulin yang tidak efisien di dalam sel. Ini terjadi saat tubuh kurang peka terhadap keberadaan insulin sehingga menyebabkan kadar gula darah naik karena tidak dapat digunakan.

Gejala

T2DM juga disebut sebagai ‘penyakit bisu’ karena gejalanya tidak terlalu kentara di awal. Gejalanya mirip dengan T1DM, seperti sering buang air kecil dan dahaga tinggi. Gejala lainnya adalah infeksi jamur, proses penyembuhan luka yang lambat, dan mati rasa pada kaki dan jari tangan.

Penyebab

Penyakit ini biasanya disebabkan oleh kenaikan berat badan akibat gaya hidup yang jarang bergerak dan makanan yang tidak terkendali. Faktor risiko lainnya termasuk usia dan riwayat diabetes pada keluarga.

3.    Diabetes Gestasional (GDM)

Diabetes melitus gestasional terjadi selama masa kehamilan. Ini terjadi ketika kadar glukosa darah lebih tinggi dari normal, tetapi lebih rendah dari diagnosis diabetes. Itu berarti T2DM dengan risiko yang lebih tinggi untuk sang ibu dan dapat menyebabkan komplikasi selama kehamilan dan proses melahirkan.

Gejala

Diabetes gestasional (GD) umumnya didiagnosis melalui pemeriksaan sebelum melahirkan.

4.    Pradiabetes

Pradiabetes adalah kondisi di mana kadar gula lebih tinggi dari normal, tetapi belum cukup tinggi untuk didiagnosis secara medis sebagai diabetes. Jika didiamkan, penderita pradiabetes bisa menderita T2DM.

Berbeda dengan T1DM dan T2DM, pradiabetes dapat diobati melalui kombinasi aktivitas fisik dan perubahan menu makanan. Orang-orang sehat di atas 40 tahun atau penderita pradiabetes harus melakukan pemeriksaan setiap enam bulan sekali untuk mengetahui dampak menu makanan dan gaya hidup pada kesehatan mereka.

 

Faktor Risiko Diabetes Melitus

Faktor risiko diabetes dapat dibagi menjadi faktor risiko yang dapat dan tidak dapat dikendalikan.

Tidak Dapat Dikendalikan:

  • Usia – risiko menderita diabetes meningkat seiring dengan bertambahnya usia, terutama setelah 40 tahun
  • Kecenderungan genetik – riwayat diabetes pada anggota keluarga dekat

Dapat Dikendalikan:

  • Kelebihan berat badan – memiliki Indeks Massa Tubuh (BMI) 23,0 kg/m2 atau lebih
  • Gaya hidup yang jarang bergerak
  • Merokok

Tanda Awal Diabetes

Ciri-ciri penyakit gula tipe 1 dan tipe 2 tidak jauh berbeda, yaitu:

Rasa lapar dan kelelahan
Salah satu gejala awalnya adalah rasa lapar dan kelelahan yang lebih besar, disebabkan oleh produksi insulin tubuh yang tidak mencukupi, sehingga tidak dapat menyerap glukosa.

Sering buang air kecil (poliuria) dan dahaga yang ekstrem (polidipsia)
Meskipun rata-rata orang pergi ke kamar mandi hingga tujuh kali dalam sehari, penderita diabetes mungkin lebih sering melakukannya. Ini karena tubuh menyerap kembali glukosa ketika glukosa melewati ginjal Anda. Karena kadar gula naik, ginjal mungkin tidak dapat menyerapnya kembali sehingga menghasilkan lebih banyak urin dan dahaga yang lebih besar.

Mulut kering dan kulit gatal
Tubuh juga menggunakan cairan dari bagian tubuh lainnya untuk menghasilkan urin. Akibatnya, kadar air dalam tubuh menjadi lebih sedikit sehingga dapat menyebabkan rasa kering pada mulut dan dehidrasi. Kulit juga bisa menjadi kering dan gatal.

Pandangan kabur
Karena kadar cairan dalam tubuh berubah, lensa mata Anda dapat membengkak. Karena perubahan bentuk lensa ini, penglihatan Anda terkadang kurang fokus.

Gejala Umum dari T2DM

Ciri-ciri penyakit diabetes dapat muncul jika kadar glukosa darah Anda sudah tinggi untuk waktu yang lama.

Infeksi jamur
Kadar glukosa darah yang tinggi sangat cocok untuk perkembangan jamur sehingga menyebabkan infeksi jamur. Infeksi ini dapat berkembang di bagian lipatan kulit yang hangat dan lembap, termasuk:

  • Antara jari tangan dan kaki
  • Di bawah payudara
  • Di dalam atau sekitar alat kelamin

Luka yang lama sembuh
Kadar gula tinggi untuk waktu yang lama juga dapat memengaruhi aliran darah. Ini menyebabkan kerusakan saraf yang membuat tubuh sulit melakukan regenerasi dan penyembuhan luka.

Rasa sakit atau mati rasa pada kaki atau telapak kaki
Rasa sakit dan mati rasa pada anggota gerak bagian bawah juga mungkin merupakan gejala kerusakan saraf.

Diagnosis Diabetes Melitus

Pemeriksaan kadar glukosa darah normal dan puasa tetap menjadi indikator risiko yang paling jelas. Berikut adalah panduan yang bagus dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk menafsirkan hasil tes darah Anda.

  Glukosa puasa
< 5.6 mmol/L ≥5,6 hingga < 7 mmol/L ≥7 mmol/L
2 jam setelah makan < 7.8 mmol/L Normal Gangguan Toleransi Glukosa (Pradiabetes) Diabetes
≥7,8 hingga < 11,1 mmol/L Gangguan Toleransi Glukosa (Pradiabetes) Gangguan Toleransi Glukosa (Pradiabetes) Diabetes
≥11.1mmol/L Diabetes Diabetes Diabetes

Cara Mengobati Diabetes

Cara mengatasi diabetes T1DM dan T2DM berbeda-beda, tergantung penyebabnya. Penderita T1DM harus memasukkan hormon dari luar untuk mengendalikan glukosa darah dan energi.

Meskipun T2DM juga mungkin membutuhkan insulin di tahap akhir, penanganan biasanya dimulai dari perubahan gaya hidup dan menu makanan.

Jika perubahan menu makanan tidak mampu mengelola kadar gula darah, akan diresepkan obat oral.

Diet Diabetes

Pasien diabetes harus mengikuti solusi penanganan yang diresepkan oleh dokter mereka untuk menangani penyakit ini secara aktif dan mengurangi risiko komplikasi.

Karena setiap orang memiliki kebutuhan kalori yang berbeda-beda, pasien harus berkonsultasi dengan ahli diet terdaftar untuk menyusun menu yang cocok dengan penanganan diabetes mereka dan menstabilkan glukosa. Panduan umumnya adalah menu makanan seimbang dan makan di waktu yang rutin. Ahli diet dan dokter juga dapat menyarankan pasien untuk “makan lebih sedikit, tetapi lebih sering” untuk membantu menstabilkan kadar glukosa darah.

Komplikasi Diabetes

Jika tidak dikelola dengan baik, kadar gula yang terus-menerus tinggi dalam aliran darah dapat menyebabkan komplikasi seiring berjalannya waktu. Komplikasi ini berbeda-beda untuk penderita diabetes tipe 1 dan tipe 2.

Komplikasi Akut Diabetes Tipe 1

Jika produksi insulin sedikit, tubuh akan memecah lemak menjadi bahan bakar. Hal ini mengakumulasi keton yang dapat menyebabkan ketoasidosis dan kasus koma diabetes yang berbahaya. Pasien juga dapat mengalami glikosuria, di mana gula diedarkan saat buang air kecil; dan juga buang air kecil berlebihan (poliuria) dan dahaga yang ekstrem (polidipsia) akibat dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit.

Komplikasi Kronis untuk Diabetes Tipe 2

Diabetes tipe 2 dapat membahayakan sistem dan organ tubuh. Karena kadar gula darah terus-menerus tinggi, pasien lebih rentan terkena penyakit kardiovaskuler, gagal ginjal, atau kerusakan pada jaringan dan saraf. Kerusakan ini dapat menyebabkan retinopati hingga gangguan penglihatan dan penyakit kaki, seperti tukak, infeksi, dan gangrene – yang dapat menyebabkan amputasi anggota gerak bagian bawah.

Perawatan kaki sangat penting dalam kehidupan penderita diabetes tipe 2. Jagalah kebersihan kaki dan lakukan pemeriksaan rutin pada anggota tubuh yang mati rasa untuk mencegah luka yang tidak diketahui. Pasien tidak boleh berjalan tanpa alas kaki, harus memotong kuku jari kaki dengan hati-hati, dan kapal harus disingkirkan secara profesional. Olahraga harus dibatasi pada aktivitas yang ramah kaki. Gunakan alas kaki yang pas dan memperlancar peredaran darah.

Pencegahan Diabetes

Olahraga dan menu makanan merupakan kunci utama untuk mencegah diabetes. Untuk orang dewasa, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan olahraga dengan intensitas menengah dan berat selama masing-masing 75 dan 150 menit per minggu. Pilih karbohidrat kompleks dibandingkan yang sudah diolah; unggas, ikan, dan protein nabati dibandingkan daging merah; serta air, kopi, dan teh dibandingkan minuman yang mengandung gula. Masakan rumahan juga lebih baik jika menggunakan lemak dan minyak yang lebih sehat.

Memahami diabetes

Meskipun tidak dapat disembuhkan, diabetes dapat ditangani. Kadar gula darah sangat penting dalam penanganan, pencegahan, dan pengobatan diabetes. Setelah mengetahui risiko, penyebab, dan bentuk diabetes, Anda dapat mengatur menu makanan, program olahraga, dan pemeriksaan kesehatan Anda dengan lebih baik.