Wawancara tatap muka atau face to face sering dianggap sebagai hal yang menakutkan bagi para pelamar kerja. Hal ini terjadi karena wawancara tatap muka dianggap sebagai fase seleksi yang krusial dan penuh misteri. Padahal sebaik apapun CV yang dikirimkan, jika Anda tidak dapat mempresentasikan diri dengan baik saat wawancara, kemungkinan lolos seleksi perusahaan tetap saja kecil.
Brian Epstein, yang juga pemilik perusahaan Brian Epstein Career Consultant & Associates, memiliki rahasia sukses dalam menghadapi wawancara kerja. Agar Anda dapat menguasai wawancara kerja dengan baik, berikut ini 5 kiat sukses menghadapi wawancara kerja menurut Brian Epstein yang telah kami susun untuk Anda!
1. Kenali perusahaan yang Anda tuju
Selain mempersiapkan resume dan portofolio sebaik mungkin, satu hal yang juga harus Anda persiapkan adalah pengetahuan mengenai perusahaan tujuan Anda tersebut. Jangan sampai Anda sudah gugup di awal wawancara hanya karena pewawancara menanyakan hal-hal mengenai perusahaan dan Anda tidak tahu jawabannya.
Jika Anda telah memiliki informasi mengenai siapa yang akan mewawancara Anda, ada baiknya mencari tahu lebih lanjut mengenai profil pewawancara tersebut. Cobalah gali informasi seputar orang tersebut. Baik melalui media sosial, hingga search engine Google. Dengan tersedianya informasi tersebut, Anda pun bisa menambah bahan obrolan ringan, sehingga bisa membangun koneksi dengannya. Tapi ingat, jangan bertanya terlalu berlebihan karena bisa membuat sang pewawancara risih.
2. First impression makes a good impression
Selain pengetahuan, penampilan juga menjadi poin penting. Tidak dapat dipungkiri bahwa hal pertama yang akan Anda tunjukkan adalah penampilan fisik dan pakaian. Masih banyak orang yang merasa kebingungan saat memilih pakaian untuk wawancara kerja. Jadi apa pakaian terbaik yang dapat Anda gunakan saat wawancara?
Menurut Epstein, pakaian yang Anda pakai akan memengaruhi pemikiran seseorang. Jadi, jika Anda akan melakukan wawancara di kantor korporat yang resmi, gunakanlah pakaian baju formal dengan warna-warna netral. Namun, jika Anda akan wawancara di kantor-kantor yang bergerak di industri kreatif, maka hindarilah menggunakan baju-baju seperti itu.
3. Mulutmu, harimaumu!
Sudah seharusnya saat wawancara, Anda memerhatikan pilihan kata dan informasi yang Anda ungkapkan. Salah satu pembicaraan yang harus Anda hindari adalah keluhan mengenai bos Anda di tempat bekerja sebelumnya. Bisa jadi orang yang mewawancarai Anda mengenal baik mantan bos Anda, atau walaupun tidak kenal, Anda akan dicap sebagai seseorang yang sering mengeluh dan kemungkinan membocorkan permasalahan perusahaan kelak. Jika seperti itu, hilang sudah kesempatan Anda untuk bekerja di kantor impian.
4. Bersikap kritis akan menambah poin Anda
Selain melalui kata-kata, sikap saat wawancara akan menjadi bagian dari penilaian. Perusahaan tentu lebih menyukai seseorang dengan semangat dan antusiasme yang tinggi. Biasanya, kedua hal tersebut diketahui saat calon karyawan bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan baik dan konsisten serta memberikan pernyataan yang ‘berisi’ dan tidak sekadar membual. Saat menjawab pertanyaan-pertanyaan itu Anda juga harus bersikap meyakinkan namun tidak tegang.
Epstein menjelaskan bahwa sebuah perusahaan pastinya akan memilih kandidat dengan pengetahuan yang luas, bisa menyampaikan pendapat dengan baik, serta kritis. Banyak-banyaklah membaca dan mencari referensi. Jika masih kurang percaya diri, berlatihlah sesering mungkin dengan teman atau kerabat. Cara tersebut bisa membantu Anda untuk memiliki pernyataan yang berkualitas.
5. Berpikirlah Selangkah Lebih Maju
Beberapa perusahaan akan terbuka perihal gaji dan bonus tambahan seperti bonus lembur kepada calon karyawan, karena sebetulnya seorang profesional perlu tahu harga yang akan diberikan atas pekerjaannya. Namun, ada beberapa perusahaan yang ingin melihat kinerja Anda terlebih dahulu sebelum membicarakan gaji di luar gaji pokok atau bonus. Jika Anda langsung menanyakan perihal gaji serta benefit yang didapat saat wawancara, kemungkinan akan menjadi memberikan kesan negatif pada diri Anda. Pasalnya, perusahaan akan berpikir bahwa Anda lebih tertarik dengan uang dibandingkan bagaimana Anda bisa bekerja dengan baik.
Beberapa tips diatas ini bisa Anda terapkan saat melakukan wawancara kerja. Anda bisa mempraktekkan tips tersebut dengan kerabat atau keluarga sebagai latihan sebelum wawancara agar Anda lebih siap saat dapat panggilan wawancara kerja. Lakukanlah tips diatas beberapa kali saat berlatih wawancara, tidak harus sempurna tetapi Anda mampu memahami dan mengerti cara untuk memberi kesan yang baik saat di wawancara. Nah bagaimana, sudah siap untuk mulai wawancara, kan?