Sebelum memilih instrumen investasi, kamu butuh mengetahui sekaligus memahami profil keuanganmu. Setiap orang tentu memiliki profil yang berbeda-beda, mulai dari usia, status, hingga kebutuhan.
Jangankan bagi yang sudah menikah atau berkeluarga, dua orang yang sama-sama berstatus lajang pun bisa jadi memiliki kondisi serta kebutuhan finansial yang berbeda. Misalnya, kamu lajang yang tidak menanggung kebutuhan orang lain, atau kamu masih lajang, tetapi menjadi tulang punggung keluarga.
Namun, perjalanan untuk memilih investasi tidak berhenti sampai di situ saja. Masih ada tiga langkah yang perlu kamu lakukan, yaitu:
Ketahui tujuan investasi
Ada baiknya kamu mengetahui tujuan yang ingin dicapai dengan berinvestasi. Dengan begitu, kamu bisa mengetahui apa kebutuhan masa depanmu, berapa nilainya, mana instrumen investasi yang paling sesuai, dan kapan dana investasi bisa dicairkan.
Berdasarkan jangka waktu, investasi terbagi dalam tiga jenis, yaitu jangka pendek, menengah, dan jangka panjang. Rentang waktu investasi jangka pendek berkisar antara satu hingga tiga tahun. Investasi menengah sendiri mulai dari tiga hingga tujuh tahun, sedangkan lebih dari tujuh tahun termasuk dalam kategori investasi jangka panjang.
Hal lain yang tidak boleh luput dari perhatian adalah fakta bahwa setiap instrumen investasi memiliki perbedaan dari segi karakter dan jumlah profit yang dihasilkan berdasarkan rentang waktu.
Pelajari berbagai produk investasi
Agar tidak terpakai sia-sia atau tersimpan begitu saja, uang harus dikelola dengan baik agar terasa manfaatnya pada kemudian hari. Itulah gunanya berinvestasi. Ada beragam jenis investasi yang bisa menjadi pilihan, seperti deposito, reksa dana, dan saham.
Deposito merupakan simpanan di bank dengan saldo minimum dan dalam jangka waktu tertentu. Sebagai nasabah, kamu akan mendapatkan jaminan keuntungan berupa bunga yang nilainya tiga kali lipat lebih tinggi dibanding bunga tabungan. Dalam hitungan satu bulan saja, deposito berjangka mampu memberikan bunga sebanyak 7,5 persen. Selain itu, produk investasi ini memiliki risiko paling rendah, sehingga cocok untuk investor pemula.
Sementara itu, konsep dari reksa dana adalah menghimpun dana dari banyak investor yang kemudian dikelola oleh manajger investasi (MI) ke dalam berbagai instrumen investasi, misalnya saham atau obligasi. Dana yang dibutuhkan relatif lebih kecil dari deposito dan bisa dicairkan kapan saja dengan cara menjualnya saat itu juga.
Berbeda dengan dulu, kini berinvestasi saham bisa dilakukan dengan modal mulai dari Rp 1 juta saja. Bahkan, ada beberapa pialang saham yang memberikan kesempatan untuk membuka modal awal hanya dengan Rp 100.000. Meskipun memiliki risiko yang lebih tinggi, tetapi keuntungan yang bisa kamu dapatkan cukup signifikan dibanding produk investasi lainnya.
Jangan lupa evaluasi
Evaluasi merupakan hal penting dalam investasi. Tujuannya adalah membandingkan antara rencana dengan realisasi. Jika realisasi ternyata melenceng jauh dari rencana, kamu bisa mengetahui tindakan apa yang harus diambil, seperti mencari tahu penyebab tidak tercapainya target dana atau segera mencari alternatif investasi yang lebih sesuai.
Namun, hal tersebut perlu dilakukan secara berkala dan berkelanjutan, entah itu mingguan, bulanan, atau bahkan tahunan. Nilai suatu aset investasi dapat berubah seiring waktu tergantung kondisi pasar. Perubahan tersebut pastinya akan memengaruhi tolok ukur investasi.