Di sebuah rumah kecil Lowther yang terletak di sebuah kota kecil di Jawa, mereka merayakan hari ulang tahun dengan cara yang sedikit berbeda.

Seperti pesta anak-anak pada umumnya, kita dapat melihat anak-anak berkerumun di sekitar tumpukan hadiah untuk mengagumi bingkisan yang dibungkus warna-warni. Namun, ada satu perbedaan besar pada acara perayaan ulang tahun di keluarga ini. Isi kado tersebut bukanlah hadiah untuk putri mereka yang sedang berulang tahun. Isi kadonya adalah pilihan kegiatan amal bagi putrinya: sebuah tempat penampungan yang merawat hewan-hewan terlantar, ditinggalkan, dan tidak memiliki rumah.

Sebagai bagian dari tradisi keluarga Sukoco, ketika Anda menginjak usia 7 tahun, Anda tidak akan lagi sekadar menikmati meriahnya pesta ulang tahun. Teman-teman yang datang ke pesta Anda justru akan diminta untuk membawa hadiah yang nantinya akan Anda buka sebelum hadiah tersebut disumbangkan kepada badan amal pilihan Anda.

“Anda harus melihat betapa bersemangatnya kawan-kawan putri saya ketika dia membuka bingkisan yang berisi pasir untuk kotoran kucing atau kalung kucing berwarna merah muda,” ujar Widarti, ibu dari 3 orang anak perempuan ini. “Anda mungkin akan berpikir bahwa itu adalah poster selebriti.”

Tempat penampungan hewan merupakan pilihan favorit karena pengalaman istimewa yang ditawarkan. Pemiliknya sangat gembira dengan bantuan yang diberikan dan anak-anak dapat bermain dengan binatang, sambil belajar bagaimana kegiatan beramal ini dapat meningkatkan kualitas hidup mereka.

“Saya ingin mengajar mereka untuk peduli terhadap orang lain,” ucap sang ibu. “Hari ini, kami belajar tentang merawat binatang, hal yang dapat mereka pahami di usia dini. Seiring dengan bertambahnya usia anak-anak, kami berencana untuk membahas topik dan masalah yang lebih serius – seperti misalnya menghibur anak-anak di rumah sakit sakit atau anak-anak di berbagai belahan dunia yang membutuhkan makanan, tempat tinggal, bahkan pensil. Sangat penting bagi mereka untuk belajar bahwa tidak semua orang seberuntung mereka, dan mereka dapat membuat sebuah perbedaan.“

Keluarga Sukoco tidak sendirian. Sudah banyak orangtua yang menanamkan kepedulian sosial dalam pola asuh yang diterapkan untuk anak-anak mereka. Contoh lainnya adalah seorang ibu bernama Diandra yang berprofesi sebagai seorang guru SMP. Dia melakukan berbagai kegiatan penggalangan dana di sekolahnya, termasuk membantu anak-anak kelaparan, menyumbang buku-buku bekas, dan satu hari khusus untuk kontemplasi yang dilakukan setiap tahun untuk meningkatkan kepedulian terhadap anak-anak yang terabaikan di seluruh dunia.

Diandra juga melakukan hal yang sama untuk pendidikan anak laki-lakinya yang berusia 5 tahun. Ia mengumpulkan makanan kaleng pada hari Halloween untuk disumbangkan serta menyisihkan sepertiga dari uang jajannya setiap minggu untuk disumbangkan kepada badan amal pilihannya di akhir tahun.

“Kami ingin ia menyadari bahwa ia sungguh beruntung karena dapat memiliki banyak hal, namun itu juga berarti bahwa dia mempunyai banyak hal yang dapat dibagikan kepada orang lain,” pungkasnya.

Sebagai orangtua, Anda juga dapat mengikuti jejak para orangtua di atas untuk mengajarkan kepedulian pada anak sejak dini. Kepedulian yang diajarkan sejak dini akan tertanam dalam benak anak Anda dan memengaruhi pribadinya hingga beranjak dewasa. Berikut adalah sepuluh cara untuk membuat anak Anda memiliki kepedulian sosial sambil menikmati kegiatan keluarga yang menyenangkan.

  1. 1. Mengunjungi panti asuhan dan bermain bersama anak-anak di sana.
  2. 2. Menyumbangkan mainan dan pakaian layak pakai untuk anak-anak yang membutuhkan.
  3. 3. Mengajak anak Anda menyumbangkan sebagian dari uang sakunya untuk beramal.
  4. 4. Menolong anak yang kurang mampu.
  5. 5. Turut membantu kegiatan gotong royong yang ada di masyarakat.
  6. 6. Menyumbangkan buku-buku ke perpustakaan atau rumah baca.
  7. 7. Menyumbangkan makanan kepada orang lain.
  8. 8. Menciptakan kebiasaan baru di keluarga dengan menjadi sukarelawan.
  9. 9. Ikut membantu di tempat penampungan hewan.
  10. 10. Turut serta dalam kegiatan gerak jalan, lari, sepatu roda, atau bersepeda untuk amal.

Kesepuluh cara tersebut dapat Anda coba untuk mulai mengajarkan kepedulian pada anak Anda. Jika Anda memiliki ide lain sebagai pilihan cara lainnya, jangan ragu untuk mencobanya. Apapun cara yang Anda lakukan, semoga berhasil memberikan pengertian pada anak mengenai arti bersyukur dan pentingnya kepedulian pada orang lain.