Jumlah generasi sandwich di Indonesia sendiri cukup banyak. Wajar saja, karena negara kita memiliki kultur kekeluargaan dan kekerabatan yang kuat. Setelah menikah pun, kita masih tetap berkewajiban untuk mengurus orangtua.

Dari segi finansial, generasi tersebut memiliki beban tanggungan lebih banyak. Hal itu dikarenakan generasi sandwich harus menghidupi anak sekaligus menafkahi orangtua. Tidak sedikit juga yang masih harus membantu membiayai sekolah adiknya.

Tentunya hari-hari terasa begitu berat karena gaji hanya menumpang lewat di rekening. Jangankan punya anggaran hiburan untuk nonton bioskop atau liburan keluarga, menyiapkan dana pendidikan anak saja sulit dilakukan. Ditambah lagi kamu juga harus mulai berjuang agar si kecil tidak menjadi generasi sandwich seperti kamu.

Namun, jangan khawatir. Setiap dilema pasti ada solusinya. Kunci utama keuangan yang aman tak lain dan tak bukan adalah perencanaan keuangan yang tepat. Dalam penerapannya sendiri, ada beberapa langkah yang perlu kamu lakukan, yaitu:

Menyusun rencana keuangan

Jika rasio cash flow sudah tidak sehat, maka kamu dan pasangan perlu membuat atau mengatur ulang rencana keuangan.

Pertama, catat semua pengeluaran, baik itu rumah tangga sendiri maupun orangtua atau anggota keluarga lain yang menjadi tanggunganmu. Catatan ini menjadi penting dalam menentukan langkah selanjutnya. Kamu bisa mengurangi atau malah menghilangkan pos anggaran yang dirasa kurang penting.

Setelah itu, kamu bisa mengelola penghasilan dengan metode yang sesuai dengan kemampuan dan rencana finansialmu. Ada beberapa referensi yang bisa kamu contoh, seperti prinsip 50 - 30 - 20 atau 10 - 20 - 30 - 40.

Menambah penghasilan

Mencari penghasilan tambahan merupakan solusi dasar yang harus segera dilakukan apabila jumlah pengeluaran selalu lebih besar dari jumlah pemasukan. Kamu bisa mencoba mencari karier baru dengan gaji yang lebih tinggi atau melakukan pekerjaan sampingan.

Dengan adanya penghasilan tambahan, kamu bisa meluangkan sebagian penghasilan untuk kebutuhan masa depan, seperti dana pensiun atau simpanan hari tua dan juga dana pendidikan anak.

Tinggal bersama
Kamu bisa menghemat pengeluaran dengan tinggal satu atap bersama orangtua. Sekilas, cara ini merupakan sebuah langkah mundur bagi kamu yang ingin hidup bebas dan mandiri.

Di sisi lain, jumlah pengeluaran tentu akan jauh lebih berkurang. Misalnya, kamu tidak perlu lagi mengeluarkan uang belanja bulanan untuk dua keluarga atau membayar tagihan listrik untuk dua rumah.

Seandainya kamu memiliki dua tempat tinggal, coba manfaatkan salah satunya sebagai aset passive income. Kamu bisa mengubah properti yang kamu miliki menjadi rumah kontrakan, kos-kosan, atau tempat menginap. Dengan begitu, kamu bisa mendapatkan pemasukan tambahan.

Memilah-milih utang

Dalam keadaan terdesak, banyak orang yang memilih untuk berutang tanpa memikirkan dampak jangka panjang. Andaikan harus berutang, entah itu dengan cara menggunakan kartu kredit atau melalui pinjaman, pastikan kamu sudah mengukur utang yang akan dipinjam dengan kemampuan bayar.

Perlu diingat, alokasi dana untuk pos anggaran cicilan atau utang tidak boleh melebihi 30 persen penghasilan. Jika dirasa mampu, ada baiknya kamu memilih utang yang sifatnya produktif, seperti membeli rumah atau apa pun yang punya nilai investasi dan bisa meningkat seiring dengan berjalannya waktu.

Memiliki asuransi

Guna memutus rantai generasi sandwich, kamu perlu memiliki proteksi diri berupa asuransi kesehatan dan asuransi jiwa. Tujuannya adalah agar cash flow serta tabungan tidak terganggu oleh risiko finansial yang timbul akibat musibah, seperti jatuh sakit atau kecelakaan.

Tidak hanya itu saja, kamu dan pasangan juga perlu menyiapkan dana pensiun atau simpanan hari tua sejak dini. Dengan begitu, kamu bisa tetap menjalani hidup dan menikmati hari tua tanpa perlu membebani generasi penerus. Semua itu bisa kamu wujudkan dengan Brilliance Spektra Invest dari Sun Life Indonesia. Program asuransi sekaligus investasi ini tidak hanya sekadar memberikan perlindungan finansial, tetapi juga bisa membantumu mewujudkan segala tujuan finansial hingga usia 100 tahun